Published by Bayu D. Wicaksono
16 Januari 2017
Di tahun 1963, seorang siswa dari Tanzania bernama Erasto Mpemba menyadari sesuatu yang aneh saat membuat eskrim. Ketika ia membekukan campuran yang panas mendidih,
ternyata itu membeku lebih cepat dari pada campuran temannya yang lebih
dingin. Fenomena ini kemudian dipublikasi dalam jurnal imiah oleh
Mpemba pada tahun 1969 dan diketahui sebagai efek Mpemba. Namun hingga
hari ini gak ada yang yakin cara kerjanya.
Ternyata penyebabnya ada di "permainan" atom Hidrogen dan Oksigen di dalam air.
Saat ini, para ilmuwan dari Southern Methodist University di Texas dan Nanjing University di Tiongkok telah mempublikasi sebuah jurnal ilmiah baru dalam Journal of Chemical Theory and Computation
yang bermaksud untuk mempersembahkan jawabannya. Mereka menemukan bahwa
hubungan antara atom Hidrogen dan atom Oksigen dari molekul air yang
bisa menjadi penyebabnya.
Penjelasan tentang air panas lebih mudah jadi es daripada air dingin terletak pada kemudahan terbentuknya struktur kristal es.
Dieter Cremer dari Southern Methodist University
sebagai salah satu peneliti mengatakan bahwa ikatan Hidrogen berubah
ketika menghangatkan air. Ia menambahkan bahwa di temperatur yang lebih
tinggi, lebih banyak ikatan Hidrogen menjadi kuat karena yang lemah
menjadi rusak. Ini menyebabkan sekelompok molekul membentuk fragmen yang
mampu disusun cepat menjadi struktur kristal es. Untuk air yang lebih
dingin, ikatannya harus dihancurkan dulu sebelum akhirnya tersusun
menjadi es.
Dengan segala bukti yang mendukung, teori ini tetap saja kontroversial terutama bagi yang berpegang penuh pada logika keseharian, terlepas dari keilmuan kimia.
Walau begitu, konsep bahwa air panas dapat
membeku lebih cepat daripada air dingin tetap kontroversial. Artikel
terbaru lainnya dari November 2016 melaporkan bahwa gak ada bukti yang
bisa mendukung kebenaran efek Mpemba. Penulisnya menambahkan bahwa
mereka gak termakan dengan kesimpulan penelitian Mpemba, malah
sebaliknya.
Sejelas-jelasnya dasar teori ini, tetap saja banyak ilmuwan yang mengaku efek Mpemba susah dihasilkan.
Satu masalah besar adalah efek tersebut susah dihasilkan, walaupun belum menghentikan banyaknya teori
yang dilahirkan tentang bagaimana caranya supaya efek Mpemba itu bisa
bekerja. Salah satunya adalah karena air panas akan menguap, yang akan
mengurangi massa dan jumlah air untuk membeku. Alasan lainnya adalah air
dalam temperatur rendah membeku dari atas, sedangkan air hangat membeku
dari bawah.
Ini masih menjadi topik menarik. Forbes
mencatat bahwa pada tahun 2012, Royal Society of Chemistry bahkan
mengadakan kompetisi untuk penjelasan terbaik terhadap efek Mpemba
tersebut - dengan pemenangnya berpikir bahwa itu fenomena
“supercooling”. Namun bagaimana itu terjadi atau apakah efek itu benar
ada, masih belum benar-benar jelas. Walaupun begitu penelitian paling
baru akan menawarkan solusi paling masuk akal, walaupun belum banyak
yang setuju menjadikannya pegangan. Repot juga ya tentang air beku lebih
cepat mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar