Kabardanberita.com - Pada dasarnya obyek-obyek penelitian adalah hewan
percobaan. Namun para peneliti ini melakukan tindakan eksperiment nya
terhadap manusia atau bisa kita sebut sebagai eksperimen jahat. Biasanya
obyek penelitiannya berasal dari sebuah keluarga, tahanan atau bahkan
budak. Kebanyakan hal ini terjadi dilakukan oleh para peneliti atau
dokter yang mengorbankan nyawa seseorang untuk kehidupan orang lain.
1. Poison laboratory of the Soviets
The poisom
Laboratory atau laboratorium racun miliki Uni Soviet ini dikenal sangat
rahasia, laboratorium ini memiliki beberapa macam julukan nama yaitu The
Chamber, Laboratory 1 and 2. Laboratorium ini milik agen polisi Uni
Soviet sebagai fasilitas untuk mengembangkan racun. Gulak atau sering
disebut sebagai musuh masyarakat dijadikan sebagai obyek pengetesan
sejumlah racun yang mematikan. Racun tersebut berupa gas ricun, mustard,
digitoxyn dan lainya.
Penelitian
ini bertujuan untuk menemukan zat kimia yang tidak berbau, berasa, dan
tidak bisa dideteksi dengan alat-alat tertentu. Mereka melakukan
percobaan racun tersebut dengan memberikan korban minuman dan makanan
sebagai obat. Para saksi mata mengatakan bahwa berdasarkan testimoni
korban mengalami perubahan secara fisik. Yaitu awalnya cepat lelah,
menjadi lebih pendek, tenang, terdiam dan 15 menit kemudian meninggal.
Mairanovsky menggunakan bermacam-macam kondisi untuk mendapatkan
gambaran yang berbeda-beda dari tiap racun yang bekerja pada korbannya.
2. The Aversion Project
Pada tahun 1970-1980 tebtara Apartheid Afrika Selatan memaksa prajurit
Gay dan Lesbian kulit putih untuk menjalani oprasi Sex Change. Kemudian
mereka dihukum dengan cara kejutan listrik, dikebiri dan eksperimen
medis lainnya. Sejak 1971-1986 ahli bedah tentara Appartheid
memperkirakan sebanyak 900 tentara dikerahkan untuk operasi
dirumah sakit militer. Walaupun jumlah pastinya tidak diketahui namun
program top secret dilakukan untuk menunpas homoseksual.
Dengan
agresif Psikiater dengan bantuan pemimpin agama mengejar tentara yang
dianggap homoseksual dan mengirimnya satu persatu ke unit psikiater
militer. Bagi mereka yang menjalani pengobatan yang tidak bisa diobati
dengan cara shock terapi, pengobatan hormon atau pengobatan lainnya,
maka akan dikebiri dan diganti alat kelaminnya.
3. Unit 731
Unit 731
adalah unit pengenbangan tentara imperial Jepang yang melakukan
penelitian dengan menggunakan obyek manusia sebagai studynya. Penelitian
kimia dan biologi ini merupan penelitin rahasia selama perang
Sino-Japanese kedua yaitu pada tahun 1937-1945 dan PD II. Penelitian
Kontroversial ini bertanggung jawab dengan kriminalitas perang yang
dilakukan oleh serdadu Jepun.
Shiro Ishii
adalah komando dari sejumlah kekejaman yang bertujuan untuk penelitian.
Diantaranya seperti Vivisection atau yang sering disebut dengan
pembedahan hidup-hidup, pengangkatan organ tubuh manusia, membekukan
bagian organ tubuh tersebut dan kemudian mencairkannya kembali saat
ingin diteliti, amputasi anggota tubuh para tahanan, perlakuan terhadap
ibu hamil yang dihamili sendiri oleh dokter bedahnya, dan bahkan manusia
dijadikan sebagai obyek test lempar api dan granat.
Shiro Ishii
juga mengkomandani para peneliti yang melakukan tahanan sebagai obyek
untum diinjeksinya virus penyakit untuk penelitian Vaksinnya dan melihat
bagaimana efek bekerjanya. Para tahanan wanita maupun pria diinfeksikan
penyakit kelamin gonorrhea dan siphillis lewat pemerkosaan dan kemudian
diteliti oleh mereka. Sampai akhir hayat Shiro Ishii dan meninggal pada
usia 67 karena kanker tenggorokan ini belum pernah dipenjara atas
segala kekejaman yang telah dilakukannya.
4. North Korean Experimentation
Korea Utara
dilaporkan melakukan kekejaman HAM yang menunjukkan adanya kesamaan
eksperimen manusia yang dilakukan oleh Jepun dan Nazi pada saat PD II.
Pemerintan Korea Utara menolak adanya dugaan kekejaman HAM dinegaranya
dan mengklaim bahwa tahanan Korea Utara diperlakukan secara manusiawi.
Bekas
tahanan Korea Utara mengatakan bahwa sekitar 50 tahanan dipenjara wanita
yang dianggap sehat dipilih dan mereka harus memakan daun kol yang
beracun. Mereka harus memakannya walau menangis untuk menolak namun
mereka dipaksa untuk memakan daun kol tersebut. Dalam waktu 20 menit,
mereka semua meninggal setelah buang air besar disertai darah dan
muntah-muntah. Jika ada diantara mereka untuk menolak untuk memakan daun
kol tersebut, maka keluarga merekalah yang akan jadi sasarannya.
Kwon Hyok
bekas kepala keamanan di Camp 22 mengatakan ada sebuah laboratorium yang
dilengkapi dengan gas beracun. Gas berancun tersebut digunakan sebagai
eksperimen darah dari 3-4 orang atau bahkan satu keluarga yang dijadikan
sebagai bahan eksperimen dan menjadikannya mati lemas. Sebelum
dimasukkan kedalam tabung eksperiment, korban harus menjalani
pemeriksaan medis, kemudian ditutup rapat dalam sebuah tabung, lalu
racun diinjeksikan lewat celah-celah tabung, dan para ilmuan
mengobservasi apa yang akan terjadi lewat kaca.
Kwon Hyok
menatakan bahwa Ia telah menyaksikannya sendiri bagaimana sebuah
keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak karena gas tersebut. Saat
itu Ia melihat orang tuanya mencoba menyelamatkan anaknya dengan cara
bernafas melalui mulut, namun usahanya ternyata sia-sia. Mereka bertiga
akhirnya meninggal didalam tabung tersebut.
5. Project 4.1
Projek 4.1 merupakan perancangan penelitian media AS yang dilakakun
penduduk Marsha Islands. Pada tanggal 1 Maret 1954 para peneliti
tersebut diarahkan untuk melakukan test nuklir dengan menjatuhkan bahan
radioaktif di Bikini Atoll. Ternyata menghasilkan dampak yang sangat
dahsyat dan tidak terduga sama sekali.
Setelah satu dekade mulai menampakan efeknya dan dikorelasikan dengan
test nuklir tersebut. Pada 5 tahun pertama setelah eksperimen tersebut,
meningkatkan keguguran dan kematian janin menjadi dua kali lipat, namun
kembali normal kembali. Setelah 10 tahun berlalu, barulah muncul efek
lainya seperti anak-anak menderita kanker Thuroid dan kemudian
Department Energi mengatakan bahwa penduduk Marshall telah dijadikan
obyek percobaan dampak nuklir.
6. Project MK-Ultra
Pada tahun 1950-1960an telah terbentuk Projek Mk-Ultra adalah program
penelitian Mund-control atau pengendalian pikiriran yang dilakukan oleh
CIA. Proyek ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan menggunakan
berbagai macam obat-obatan untuk memanipulasi dan mengubah mental dan
fungsi otak suatu individual.
Eksperimen yang menggunakan LSD atau sejenis obat-obatan yang telah
diberikan pada pekerja CIA, dokter, agen pemerintah, personal militer,
PSK, pasien kelainan mental atau anggota lainnya untuk mengetahui apa
reaksi yang ditimbulkan oleh mereka. LSD dan obat-obatan lainya
diberikan tanpa memiliki izin dan study terpercaya dan pelanggaran
Nuremberg Code yang telah disetujui oleh AS. Usaha perekrutan obyek
penelitianpun dianggap ilegal. walaupun fakta menyebutkan bahwa
obat-obatan yang dihubakan telah terdaftar. Pada tahun 1973, Richard
Helms yaitu Direktur CIA memerintahkan agar Mk-Ultra beserta file-file
berkasnya dihancurkan. Menyebabkan investigasi terhadap kasus ini tidak
akan mungkin dilakukan lagi.
7. The Tuskegee Syphilis Study
Pada tahun 1932-1972 Penelitian Siphillis Tuskegee melakukan penelitian
terhadap pria Negro di Tuskegee, Alabama, America Serikat. Sebanyak 399
pria Afro-America Serikat yang miskin dan ditambah 201 orang kelompok
kontrol yang tidak mengidap penyakit siphillis. Mereka adalah para
petani yang beberapa dari merek mengidap penyakit siphillis.
Kemudian penelitian ini menjadi kontroversional karena dilaksanakan
tanpa adanya perlundungan dari HAM terhadap obyek penelitian mereka.
Mereka tang terdaftar pada penelitian ini tidak diberikan informasi
hasil diagnosa mereka dan termasuk persetujuan mereka dijadikan bahan
penelitian. Dikatakan mereka memiliki darah kotor dan diiming-imingi
mendapatkan perawatan medis profesional, makanan, kendaran antar jemput
menuju klinik dan asuransi kematian.
Penelitian ini dimulai pada tahun 1932, sebenarnya standar pengobatan
untuk pengidap penyakit siphillis yang digunakan sangat beracun,
efektivitasnya dipertanyakan dan berbahaya untuk nyawa mereka. Karena
sebenarnya para penderita penyakit siphillis tidak harus mengikuti
penelitian berbahay tersebut. Pada penghujung penelitian ini
menghasilkan 74 orang yang bertahan hidup, 28 orang meninggal langsung
karena penyakit siphillis,100 mengalami komplikasi, 40 istri tertular
oleh suami mereka yang mengidap penyakit siphillis dan 19 anak terlahir
dengan penyakit siphillis bawaan.
Bagaimana kawan betapa mengerikan eksperimen yang melibatkan manusia
sebagai obyeknya. Coba Anda bayangkan jika hidup dimasa itu dan
menyaksikan apa yang mereka alami, sungguh sangat mengerikan dan semoga
tidak terulang kembali pada zaman kita sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar